Banyuwangi 29/1/2017 – Sebanyak 40 pemuda dari beberapa komunitas adat Using Banyuwangi diantaranya Kenjo, Andong, Glagah, Bakungan, Olehsari, Kemiren, Aliyan, Macan Putih, dan Banjar menyatukan niat untuk mempertahankan budaya, adat tradisi, dan mengurus wilayah adatnya masing-masing.
Melalui organisasi BPAN (Barisan Pemuda Adat Nusantara) mereka bersatu dengan kegiatan yang perdana yakni berkemah, berdiskusi, serta mendeklerasikan terbentuknya PD (Pengurus Daerah) BPAN Osing (Using) Banyuwangi di Bumi Perkemahan Tamansuruh pada 27-29 Januari 2017.
Diawali dengan pembacaan lontar dan ritual selametan tumpeng serakat, pembukaan juga dihadiri oleh ketua PD (Pengurus Daerah) AMAN Osing Banyuwangi, Kepala Camat Glagah, dan beberapa tokoh setempat.
Di dalam rangkaian acara, para pemuda dengan santai berdiskusi membahas tentang masyarakat, wilayah, dan tradisi adat Using yang sebenarmya sudah mulai terancam eksistensinya. Sebagian pandangan generasi milineal saat ini menganggap adat-tradisi merupakan hal yang tidak penting, kuno, dan primitif. Misalkan tradisi keboan di Aliyan dan sekitarnya serta seblang di Bakungan dan Olehsari. Kedua tradisi tersebut menjadi ekspresi budaya agraris dalam rangkat menjaga ikatan batin antara masyarakat dengan tanah dan leluhurnya.
Budayawan Banyuwangi Hasan Basri saat berdiskusi bersama pemuda adat memberi wejangan agar mereka harus mempunyai rasa toleransi, menghormati, dan menghargai yang saat ini sedang kurang kondusif di Indonesia. Sehingga mereka seharusnya bisa menjalin komunikasi yang baik dengan beberapa pihak, seperti tokoh agama untuk menciptakan keharmonisan, serta mendorong pemerintah untuk mengupayakan pembangunan yang tidak merugikan masyarakat adat.
“Kita itu punya hak untuk hidup secara berdampingan”, kata Hasan Basri.
Selain berdiskusi, Lare-lare Using (anak-anak Using, pemuda Using, red) tersebut juga sangat antusias ketika mereka berkelompok untuk membuat suatu pertunjukkan seni. Mulai dari menari, bermusik, berpuisi, dan unjuk kebolehan lainnya dapat menyemangati dan menghayati para generasi bangsa ini bahwa budayanya yang kaya.
Di akhir rangkaian kegiatan, terpilih Kezia Fitriani pemuda komunitas adat Using dari Kemiren menjadi Ketua PD BPAN Osing Banyuwangi. “Terima kasih buat teman-teman, yang telah menyisihkan waktunya untuk kegiatan ini, semoga kita tetap kompak”, ujar Kezia.
Sementara itu, Agus Hermawan selaku Ketua PD AMAN Osing berharap kepada BPAN Osing agar bisa berperan aktif mengurus wilayah adat dan melestarikan tradisi warisan leluhur.
“Tujuan terbentuknya BPAN ini menyelamatkan apa saja yang sudah dijaga leluhur kalian, khususnya menyelamatkan bumi leluhur yang sudah mulai tercabik-cabik, minimal setiap ada pembangunan, pemerintah harus berdiskusi dengan kalian”, tegas Agus.
Jhontoni Tarihoran selaku Ketua Umum BPAN Nasional berpesan agar para pemuda adat dapat selalu membangun komunikasi yang baik serta bersinergi dengan AMAN sebagai organisasi induk dan berbagai pihak yang sejalan dengan cita-cita masyarakat adat. “Tetap semangat, jaga semangat ini, kita tanggung bersama”, seru Johntoni.
Secara kebetulan terbentuknya PD BPAN Osing Banyuwangi berbarengan dengan ulang tahun BPAN yang ke-5. “Terbentuknya BPAN Osing ini kado buat saya “, tutup Jhontoni.
Saat ini, BPAN telah memiliki 18 Pengurus Wilayah (PW) dan 34 Pengurus Daerah (PD) yang tersebar di berbagai daerah seluruh Indonesia. PD BPAN Osing terbentuk menjadi pengurus daerah yang ke-34.
***Akbar Wiyana